UTS Matematika I (12 April 2012)

Di bawah ini adalah tautan untuk mengunduh file soal dan penyelesaiannya. File penyelesaian adalah revisi dari file yang pernah saya tayangkan pada 16-April-2012.  Ada tambahan gambar sketsa pada penyelesaian soal nomor 20. Apabila Anda masih menemukan kesalahan pada penyelesaian soal UTS tersebut, harap memberitahukannya kepada saya melalui comment di bawah post ini.

Soal UTS Matematika I 12Apr12 (119 KB)
Penyelesaian Soal UTS Matematika I 12Apr12 (416 KB)

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Tagged | Comments Off on UTS Matematika I (12 April 2012)

Kuis Matematika I (19 Maret 2012)

Kuis kedua Matematika I pada Semester Genap 2011-2012 diselenggarakan pada Senin, 19 Maret 2012. Kuis diikuti oleh 64 mahasiswa. Berbeda dengan kuis pertama pada 5 Maret 2012 yang lalu, kali ini banyak mahasiswa yang dapat mengerjakan soal-soal kuis dengan baik dan benar. Penyelesaian soal kuis dapat diunduh dari tautan di bawah ini.

Penyelesaian Kuis Matematika I 19Mar12

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Tagged | Comments Off on Kuis Matematika I (19 Maret 2012)

Kuis Matematika I (5 Maret 2012)

Kuis pertama Matematika I pada Semester Genap 2011-2012 diselenggarakan pada Senin, 5 Maret 2012. Kuis diikuti oleh 60 mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tidak dapat mengerjakan soal-soal kuis dengan baik dan benar. Penyelesaian soal kuis dapat diunduh dari tautan di bawah ini.

Penyelesaian Kuis Matematika I 05Mar12

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Tagged | Comments Off on Kuis Matematika I (5 Maret 2012)

CFD di Bidang Hidraulika: Model Aliran dan Transpor Massa

Topik spesial S2: 3 sks, Semester II TA 2011-2012, teori dan praktik.

Dosen: Istiarto

Disarankan bagi mahasiswa yang mengikuti topik ini untuk mendalami topik ini lebih lanjut dan menggabungkannya dengan tesis.

Tidak ada syarat bahwa mahasiswa sudah menguasai MatLab. Pengantar pemakaian MatLab akan diberikan pada saat kuliah. Mahasiswa belajar memakai MatLab sambil praktek membuat program aplikasi model aliran dan transpor konveksi-difusi.

Tujuan

Mahasiswa memahami dan menguasai metode dan teknik komputasi di bidang hidrodinamika, serta mampu melakukan analisis aliran (free surface flow) dan transpor sedimen-polutan dengan memakai model matematika.

Pada akhir kuliah, mahasiswa berhasil membuat program transpor massa konveksi-difusi satu dimensi dan program aliran saluran terbuka.

Silabus

Pengantar CFD di bidang hidraulika dan transpor massa (sedimen-polutan). Persamaan aliran fluida dan transpor massa (3D): konservasi massa, konservasi momentum, dan konservasi energi. Turbulen dan model turbulen. Persamaan transpor difusi-konveksi. Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan transpor difusi. Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan transpor difusi-konveksi: upwind differencing scheme, power-law scheme, QUICK scheme. Syarat batas (boundary conditions). Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan aliran: SIMPLE scheme. Computational grids: staggered, non-staggered grids. Algoritma penyelesaian persamaan kerja: tridiagonal matrix algorithm. Praktek pembuatan model transpor konvektif-difusif dengan spreadsheet (MSExcel) dan MatLab.

Referensi

Bahan Kuliah (class notes) disediakan, dapat diunduh di https://istiarto.staff.ugm.ac.id/pada minggu pertama masa kuliah.

Versteeg H.K., W. Malalasekera, 1995, An Introduction to Computational Fluid Dynamics, Longman, Essex, England.

Agenda Tatap Muka (Kuliah)

Minggu

Materi

Keterangan

I

Pengantar CFD.

·         Pengenalan CFD.

·         Struktur CFD: pre-processor, solver, post-processor.

Ruang kelas.

Presentasi contoh CFD, demonstrasi aplikasi CFD.

II

Aliran dan transpor massa.

·         Aliran di saluran terbuka.

·         Aliran turbulen, laminar.

·         Transpor massa.

Laboratorium Hidraulika.

Demonstrasi aliran di saluran terbuka, aliran turbulen dan laminar (Osborn-Reynolds apparatus).

Demonstrasi transpor massa: difusi, konveksi-difusi.

III

Persamaan aliran dan transpor.

·         Persamaan konservasi: massa, momentum, energi.

·         Persamaan aliran dan transpor dalam bentuk integral dan diferensial.

·         Turbulen dan model turbulen.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa memahami arti fisik setiap suku dalam persamaan aliran dan transpor.

Mahasiswa melakukan penyusunan persamaan aliran dan transpor.

Mahasiswa menganalisis data pengukuran kecepatan aliran (data disediakan).

IV

Difusi permanen satu dimensi.

·         Persamaan konveksi-difusi 1D.

·         Persamaan difusi 1D.

Metode volume hingga.

·         Pengantar metode volume hingga.

·         Diskritisasi persamaan difusi 1D dengan metode finite volume.

·         Syarat batas.

Ruang kelas.

Mahasiswa memahami persamaan difusi satu dimensi dan menguasai teknik penyelesaian persamaan difusi dengan metode volume hingga.

Mahasiswa mempraktekkan diskritisasi persamaan difusi 1D.

Mahasiswa mampu melakukan diskritisasi persamaan difusi 1D dengan metode volume hingga.

V

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan difusi 1D.

·         Penyelesaian persamaan difusi 1D dengan bantuan spreadsheet (MSExcel).

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa mampu melakukan pemrograman persamaan difusi 1D dengan spreadsheet (MSExcel).

VI

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan konveksi-difusi 1D.

·         Persamaan konveksi-difusi.

·         Berbagai metode diskritisasi.

·         Skema upwind.

·         Skema power law.

·         Skema QUICK

·         Syarat batas.

·         Difusi numerik (false diffusion).

·         Pemrograman dengan spreadsheet (MSExcel).

Ruang kelas.

Mahasiswa memahami syarat batas, mampu menetapkan syarat batas, mengerti arti fisiknya, serta memahami keterbatasan/kesalahan model.

Mahasiswa diberi tugas/PR untuk membuat program konveksi-difusi 1D dengan spreadsheet (MSExcel).

VII

Review dan diskusi.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Presentasi dan diskusi model transpor konveksi-difusi yang dibuat dengan spreadsheet (MSExcel).

VIII

Ujian Tengah Semester.

Ujian lisan, presentasi model transpor 1D koveksi-difusi.

IX

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan konveksi-difusi 1D.

·         Pengantar MatLab.

·         Pemrograman difusi 1D dengan MatLab.

·         Pemrograman konveksi-difusi 1D dengan MatLab.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa mampu memakai MatLab untuk membuat program konveksi-difusi 1D.

Mahasiswa diberi tugas/PR untuk menyelesaikan program konveksi-difusi 1D dengan MatLab.

X

Review dan diskusi.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Presentasi dan diskusi tugas/PR program konveksi-difusi 1D dengan MatLab.

XI

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan aliran permanen.

·         Review persamaan aliran di saluran terbuka (open channel flow).

·         Diskritisasi persamaan momentum.

·         Grid: staggered grids.

Ruang kelas.

Mahasiswa memahami dan dapat melakukan diskritisasi persamaan momentum, serta mampu menyusunnya menjadi persamaan yang siap untuk diselesaikan.

XII

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan aliran permanen.

·         Syarat batas.

·         Skema SIMPLE.

·         Grid: staggered grid.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa memahami dan dapat melakukan hitungan tekanan dan kecepatan aliran (pressure and velocity fields).

XIII

Metode volume hingga untuk penyelesaian persamaan aliran permanen.

·         Penyusunan program dengan MatLab.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa mampu membuat program aliran permanen dengan MatLab.

XIV

Metode penyelesaian persamaan dengan tridiagonal matrix algorithm (TDMA).

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan penyusunan persamaan-persamaan hasil diskritisasi persamaan aliran permanen dan mampu menyelesaikannya dengan metode TDMA.

XV

Review dan diskusi.

Ruang kelas (mhs membawa komputer).

Presentasi dan diskusi tentang diskritisasi persamaan aliran, serta penyelesaian persamaan dengan TDMA.

XVI

Ujian Akhir Semester.

Ujian lisan, presentasi model aliran.

Posted in Computational Fluid Dynamics | Tagged | Comments Off on CFD di Bidang Hidraulika: Model Aliran dan Transpor Massa

Waduk Serbaguna (Multipurpose Reservoir)

Topik Spesial S1, 2 sks, Semester VIII TA 2011-2012

Materi/Silabi

Waduk dan dam: deskripsi, tipe, fungsi. Karakteristik waduk: elevasi, volume, dan luas genangan. Dam: deskripsi, dam timbunan tanah, dam timbunan batu, dam beton. Cofferdam dan river diversion. Struktur pelengkap dam: spillway, bottom outlet, intake, waterway PLTA. Operasi waduk: impounding, operasi waduk normal, operasi waduk saat banjir. Sedimentasi waduk: problematika, pengendalian. Instrumentasi waduk, instrumentasi dam. Kunjungan ke lapangan dan studi kasus.

Agenda Kegiatan Kuliah

Minggu

Materi

Keterangan

Dosen

I

Pengantar waduk dan dam (bendungan)

·         Fungsi waduk

·         Jenis dam

·         Klasifikasi dam

·         Aspek lingkungan

Paparan deskriptif tentang waduk dan dam.

Klasifikasi dam/bendungan menurut ICOLD, KNI-BB.

Paparan tentang waduk dan dam di Indonesia disertai presentasi beberapa contoh.

 

II

Waduk

·         Karakteristik waduk

·         Tinggi muka air, volume genangan, luas genangan

Paparan deskriptif tentang tinggi muka air, volume genangan, dan luas genangan yang dapat dikaitkan dengan aspek lingkungan, teknis, dan sosial.

 

III

Dam/bendungan

·         Jenis dam

·         Elemen dam

·         Pengisian awal waduk (impounding)

Paparan deskriptif mengenai dam/bendungan, elemen tubuh dam (core, filter, mercu, toe, gallery), bangunan pelengkap (spillway, intake, shiplocks, dsb). Paparan mengenai cara pengisian awal waduk.

 

IV

Dam/bendungan beton

·         Tipe dam beton

·         Aspek hidraulik

Paparan deskriptif tentang dam beton, tipe/jenis dam beton. Contoh dam beton yang ada di Indonesia, contoh dam beton yang spesifik (Three Gorges Dam).

 

V

Dam tipe urugan

·         Dam urugan tanah

·         Dam urugan batu

Paparan deskriptif tentang dam urugan tanah, urugan batu, concrete-face, dsb. Contoh dam urugan yang ada di Indonesia.

 

VI

Operasi waduk

·         Pola operasi waduk

·         Operasi waduk saat normal

Pola operasi waduk pada saat normal. Pembagian elevasi muka air dan tampungan waduk, inflow dan release air. Contoh pola operasi waduk di Waduk Kedung Ombo.

 

VII

Kunjungan ke lapangan

·         Paparan oleh tuan rumah

·         Diskusi

·         Peninjauan ke waduk

Waduk  Kedung Ombo (Purwodadi, Jateng) dengan tuan rumah Jratunseluna atau Dinas PSDA Jateng.

Mahasiswa ditugasi untuk membuat laporan per kelompok dengan topik yang ditetapkan oleh dosen.

 

VIII

Ujian Tengah Semester

Presentasi sesuai kelompok tugas

 

IX

Operasi waduk

·         Operasi waduk saat banjir

·         Pengendalian banjir (reservoir routing)

Pola operasi waduk untuk pengendalian banjir. Pembagian elevasi muka air dan tampungan waduk. Penelusuran banjir melalui waduk. Contoh operasi Waduk Gajah Mungkur untuk pengendalian banjir.

 

X

Spillway

·         Fungsi

·         Jenis

·         Aliran melalui spillway

Paparan fungsi spillway/pelimpah, pelimpah bebas, pelimpah berpintu.

Penelusuran banjir melalui pelimpah. Contoh penelusuran banjir di Waduk Gajah Mungkur.

 

XI

Spillway

·         Peredam energi (energy dissipator)

Peredaman energi, jenis struktur peredam energi. Contoh peredam energi.

 

XII

PLTA

·         Klasifikasi

·         Elemen/komponen

·         Pembangkitan energi

·         Water hammer

Waduk dan pembangkitan energi. Elemen PLTA (waterway, powerhouse, turbin). Klasifikasi PLTA (PLTMH, PLTM, PLTA). Cara kerja PLTA. Surge tank dan waterhammer. Contoh PLTA di Indonesia.

 

XIII

Sedimentasi waduk

·         Problematika

·         Mekanisme

·         Pengendalian

Problematika sedimentasi di waduk, mekanisme sedimentasi di waduk, pengendalian sedimentasi di waduk. Contoh kasus sedimentasi waduk (diusahakan kasus di Waduk Gajah Mungkur).

 

XIV

Monitoring dan instrumentasi di waduk dan dam/bendungan

Jenis monitoring yang dilakukan di waduk dan dam. Berbagai instrumen yang dipasang di tubuh dam.

 

XV

Kunjungan ke lapangan

Waduk Gadjah Mungkur (Wonogiri, Jateng).

Mahasiswa ditugasi untuk membuat laporan per kelompok dengan topik yang ditetapkan oleh dosen.

 

XVI

Ujian Akhir Semester

Presentasi sesuai kelompok tugas

 

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Comments Off on Waduk Serbaguna (Multipurpose Reservoir)

UAS Matematika Teknik 2012

Ujian Akhir Semester III 2011-2012, Matematika Teknik, open book, Senin 9 Januari 2012 Di bawah ini adalah tautan untuk mengunduh soal dan penyelesaiannya. Apabila Anda menemukan kekeliruan dalam penyelesaian soal tersebut, saya harap Anda memberitahukan hal tersebut dengan menuliskannya pada comment di bawah post ini.

Soal UAS Matematika Teknik 2012 (290 KB)
Penyelesaian Soal UAS Matematika Teknik 2012 (471 KB)

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Tagged | Comments Off on UAS Matematika Teknik 2012

UTS Statistika 2011

Ujian Tengah Semester 2011-2012, Statistika, open book, Senin 31 Oktober 2011.

Di bawah ini adalah tautan untuk mengunduh soal dan penyelesaiannya. Apabila Anda menemukan kekeliruan dalam penyelesaian soal tersebut, saya harap Anda memberitahukan hal tersebut dengan menuliskannya pada comment di bawah post ini.

Soal UTS Statistika S2 2011 (281 KB)
Penyelesaian Soal UTS Statistika S2 2011 (1069 KB)

Posted in Kuliah-Ujian-Tugas-Praktikum | Tagged | Comments Off on UTS Statistika 2011

HEC-RAS: Bridge Scour

Salah satu pengunjung website saya beberapa hari yang lalu menanyakan tentang contoh (cara memperkirakan) bridge scour, atau gerusan lokal di sekitar pilar dan pangkal jembatan. Tentu saja, HEC-RAS menyediakannya. Paparan mengenai contoh aplikasi HEC-RAS untuk menghitung bridge scour ada di HEC-RAS Applications Guide, Chapter 11. Petunjuk cara pemakaian fitur ada di HEC-RAS User’s Manual, Chapter 12. Penjelasan mengenai metode hitungan dan persamaan-persamaan bridge scour ada di HEC-RAS Hydraulic Reference Manual, Chapter 10.

Untuk menambah bahan bacaan, di sini saya berikan satu contoh hitungan bridge scour. Saya mengacu pada contoh jembatan yang ada di modul HEC-RAS Lanjut: Junction and Inline Structures, Sub-bab 3.1. Di dalam modul tersebut (versi saat ini), contoh bridge scour belum ada. Saya berasumsi pembaca telah pernah membaca Sub-bab 3.1 tersebut dan telah mencoba mempraktikkan simulasi aliran melalui jembatan. Di sini, saya tidak membahas persamaan-persamaan untuk menghitung kedalaman bridge scour.

Simulasi Aliran

Langkah awal dalam menghitung kedalaman bridge scour adalah melakukan analisis aliran (simulasi aliran) untuk menghitung parameter hidraulika aliran yang melewati jembatan. Mengingat kedalaman bridge scour ditujukan untuk memperkirakan kedalaman scour maksimum yang berpotensi terjadi di sekitar jembatan, umumnya dalam tahap desain jembatan, maka cukup dibutuhkan parameter aliran pada debit desain. Dengan demikian, cukup dilakukan steady flow analysis; tidak perlu melakukan unsteady flow anaylsis. Sepanjang pengetahuan saya, Indonesia belum memiliki acuan mengenai debit desain untuk keperluan perkiraan kedalaman bridge scour (mungkin saya salah, please comment). Kalau mengikuti acuan di Amerika Serikat, kedalaman bridge scour dihitung pada debit desain Q100. Kontrol kemudian dilakukan terhadap kedalaman fondasi vis a vis kedalaman bridge scour pada debit Q500.

Pada contoh ini, kedalaman bridge scour dihitung dengan debit 500 m3/s di S. Tirtaraya reachHulu dan 110 m3/s di S. Tirtagiri reach Gunung.

Simulation Plan

Buat simulation plan baru untuk keperluan hitungan kedalaman bridge sccour ini.

  1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan Geometry File.
  2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap batas hulu reach seperti tampak pada Gambar 1. Simpan file data aliran permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file dengan judul “Gerusan lokal di pilar jembatan”.
  3. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach Boundary Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih Rating Curve sebagai batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve seperti tampak pada Gambar 2.
  4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di bagian Plan Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di sekitar pilar jembatan” dan ShortID “BridgeScour” (lihat Gambar 3).

Gambar 1: Syarat batas debit aliran di batas hulu setiap reach

image

image  image

Gambar 2: Syarat batas rating curve di batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir

image

Gambar 3: Layar Steady Flow Analysis pada simulasi bridge scour

Flow Optimization

Syarat batas debit di hulu reach Tirtaraya Hilir adalah 366 m3/s dan di Kanal Banjir adalah 244 m3/s. Angka ini adalah perkiraan, mengingat distribusi debit di Junction Gelang tidak diketahui. Ini berbeda dengan debit di batas hulu Tirtaraya Tengah karena Junction Tanggi merupakan pertemuan (confluence) dua anak sungai. Debit di Tirtaraya Tengah merupakan jumlah debit dari Tirtaraya Hulu dan Tirtagiri Gunung. Junction Gelang merupakan percabangan (bifurcation). Di Junction Gelang, aliran dari Tirtaraya Tengah sebagian mengalir ke Tirtaraya Hilir dan sebagian yang lain mengalir ke Tirtabaru Kanal Banjir. HEC-RAS menyediakan opsi Flow Optimizations untuk menghitung distribusi debit di tempat seperti Junction Gelang tersebut.

Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Optimizations … dan klik pada Junction Gelang seperti tampak pada Gambar 4.

Dengan pengaktifan opsi ini, maka HEC-RAS akan melakukan hitungan debit di Junction Gelang secara iteratif. HEC-RAS akan menghitung distribusi debit ke Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir sedemikian hingga tinggi energi tepat di hilir junction, yang diperoleh dari Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir, akan sama atau selisih keduanya lebih kecil daripada nilai toleransi (default 0.02 ft).

image

Gambar 4: Opsi flow optimization dalam hitungan debit di Juntion Gelang

Flow Distribution

Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam simulasi aliran untuk menghitung kedalaman bridge scour adalah pengaktifan opsi Flow Distribution Location. Bridge scour analysis memerlukan informasi distribusi aliran di 3 tampang lintang (cross section), yaitu di tampang lintang jembatan, tampang lintang persis di hulu jembatan, dan tampang lintang di approach flow. Di Bab 3 ketiga tampang lintang ini dinamai cross section jembatan, cross section nomor 3, dan cross section nomor 4. Agar HEC-RAS menghitung distribusi aliran di suatu tampang, maka tampang lintang tersebut dibagi menjadi beberapa pias.

Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution Locations … Pilih River Sungai Tirtaraya, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream RS 5875 (lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920, 5905, 5900, 5890, dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi alirannya. HEC-RAS sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section 5920, 5905, dan 5900, namun tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada tampang lintang di hilir jembatan, yaitu cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat pula dilakukan pada semua cross section. Gambar 5 menunjukkan cross section 5890 sampai 5875 dibagi menjadi 31 pias, yaitu masing-masing 7 pias di left dan right overbank, serta 17 pias di main channel. Klik tombol Set Selected Range untuk mengeksekusi pembagian cross section tersebut. Apabila ingin mengubah jumlah pias, jangan lupa untuk mengklik tombol Clear All sebelum melakukan perubahan.

Jumlah pias (SubSections) di left overbank, main channel, right overbank ditentukan dengan memperhatikan bentuk tampang lintang dan pola aliran di sungai tersebut. Jumlah pias maximum dalam satu cross section adalah 45. Satu langkah yang baik dalam melakukan hitungan bridge scour adalah dengan melakukan semacam sensitivity analysis jumlah pembagian pias. Yang dicari adalah jumlah pias sedemikian hingga kedalaman bridge scour tidak berubah terhadap perubahan jumlah pias.

image

Gambar 5: Jumlah pias untuk hitungan distribusi aliran di cross section sekitar jembatan

Flow Computation

Setelah opsi Flow Distribution Location diaktifkan dan jumlah pias di cross section sekitar jembatan ditetapkan, lakukan hitungan aliran dengan mengklik tombol Compute. Jangan lupa untuk menyimpan file Plan terlebih dulu melalui menu File | Save Plan. Setelah hitungan aliran selesai, baru hitungan kedalaman bridge scour dapat dilakukan.

Kedalaman Bridge Scour

Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic Design Functions … atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC-RAS. Apabila layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type | Bridge Scour ….

Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai Tirtaraya dan Reach Hulu. Layar seharusnya sudah menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR. Apabila belum, atur hingga menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR.

HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.

Contraction Scour

Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour hampir semua telah secara automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari output hasil hitungan aliran di 3 cross section, yaitu di jembatan, di hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang diinputkan oleh pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1 (lihat Gambar 6).

image

Gambar 6: Layar editor data hitungan contraction scour

Dalam contoh ini, diameter sedimen d50 adalah 2.1 mm, baik di left overbank, main channel, maupun right overbank. Nilai K1 dihitung oleh HEC-RAS berdasarkan nilai temperatur air yang diinputkan oleh pengguna. Klik tombol K1 … dan tuliskan 26 pada isian data Water Temp (C). HEC-RAS menghitung K1 bernilai 0.640.

HEC-RAS menghitung contraction scour dengan persamaan Laursen versi clear-water scour atau Laursen versi live-bed scour. Pengguna dapat memilih salah satu dari kedua versi persamaan tersebut, namun sebaiknya pilihan diserahkan kepada HEC-RAS. Biarkan pilihan Equation pada posisi Default.

Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau setelah penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai dilakukan. Saat tombol Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction, pier, dan abutment scour. Oleh karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan scour akan diselesaikan lebih dulu, baru dilakukan hitungannya.

Pier Scour

HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU (California State University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung dengan persamaan CSU (lihat Gambar 7).

image

Gambar 7: Layar editor data hitungan pier scour

Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar, sudut datang aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3), dan diameter sedimen (D95).

Bentuk pilar (Shape) adalah round nose. Sudut datang aliran menuju pilar (Angle) 0, bentuk dasar sungai adalah plane bed and antidune, dan diameter sedimen d95 adalah 56.7 mm.

Abutment Scour

HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri dan kanan secara terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk menghitung abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang dipakai untuk menghitung abutment scour atau menyerahkan pemilihannya kepada HEC-RAS dengan menginputkan Default pada isian Equation (lihat Gambar 8).

image

Gambar 8: Layar editor data hitungan abutment scour

Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah satu dari 3 jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls, atau spill-through abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut pangkal jembatan terhadap arah aliran sebagai data Skew dalam satuan derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan menjorok ke dalam sungai tegak lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hulu.Total Bridge Scour.

Total Bridge Scour

Setelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan kedalaman scour di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di kiri dan kanan abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Compute.

Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian.

  1. Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah kedalaman scour di setiap pilar (pier scour).
  2. Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah dengan kedalaman scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri dan pangkal jembatan kanan).

Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis (Gambar 9) dan resume atau ringkasan (Gambar 10).

image

Gambar 9: Presentasi grafis hasil hitungan bridge scour

image

Gambar 10: Resume hasil hitungan bridge scour

Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.

Tabel 1: Estimasi kedalaman bridge scour

Scour (m) Abutment kiri Pilar #1 Pilar #2 Abutment kanan
Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30
Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60
Total 2.90 1.53 1.53 2.90

Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di semua pier sama. Hal ini disebabkan paramater aliran di setiap pier, yang diperoleh dari distribusi aliran (Flow Distribution Location) di setiap pilar adalah sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu sama, bergantung pada parameter aliran di setiap pier. Itulah sebabnya, opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis harus diaktfikan untuk menghitung parameter aliran di setiap pias.

Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di pangkal jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan (data abutment) adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan kanan juga sama. Inilah satu alasan lagi untuk mengaktifkan opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis.

Input Data

HEC-RAS memilih sendiri sebagian besar data yang diperlukan untuk menghitung bridge scour. HEC-RAS mengambil data geometri dari input yang pengguna masukkan pada definisi jembatan, yaitu data jembatan yang diinputkan pada layar editor geometric data. Untuk data parameter aliran, HEC-RAS mengambilnya dari output hasil hitungan (hasil run). Dalam hal ini, HEC-RAS mengambil data aliran di pias terdekat dengan posisi pilar atau pangkal jembatan. Oleh karena itu, pengguna perlu melakukan pencermatan terhadap jumlah pembagian pias pada opsi Flow Distribution Location. Lakukan sejumlah run dengan berbagai jumlah pias. Pilihlah jumlah pias sedemikian hingga jumlah pias tidak berpengaruh lagi terhadap hasil hitungan kedalaman bridge scour.

Namun demikian, apabila dikehendaki, penguna dapat pula mengubah nilai-nilai default setiap data yang telah ditetapkan oleh HEC-RAS. Setiap nilai data yang ditampilkan dengan warna font hijau pada layar editor Hydraulic Design – Bridge Scour (Gambar 6, 7, dan 8 ) dapat diubah oleh pengguna. Untuk melakukan ini, pengguna perlu mengenal setiap butir data. Silakan mempelajari arti setiap data tersebut di HEC-RAS User’s Manual, Chapter 12.

Acuan

Dalam menyusun artikel ini, saya mengacu pada tiga buku panduan HEC-RAS, yaitu:

  1. Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Applications Guide, Version 4.1, January 2010, Chapter 11, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.
  2. Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference Manual, Version 4.1, January 2010, Chapter 10, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.
  3. Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, User’s Manual, Version 4.1, January 2010, Chapter 12, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Di samping itu, saya mengacu pula pada modul pelatihan pemakaian HEC-RAS yang telah saya susun, khususnya modul lanjut Junction and Inline Structures.

-ist-

 

Posted in HEC-RAS | Tagged | Comments Off on HEC-RAS: Bridge Scour

HEC-RAS: Sediment Transport Analysis

Belum lama ini, saya mendapatkan pertanyaan melalui email dari salah satu pembaca website saya, berkenaan dengan sediment transport analysis dalam HEC-RAS. Saya quote email dia di bawah ini.

Message Body:
Pak Is, tolong informasikan cara penggunaan modul Sedimentation sebagaimana contoh dalam paket HEC RAS yakni Euclid Sediment Transportation Example.
Khususnya saat memasukkan parameter butiran:
Flow m3/sec
Total Load ton/day
Number of flow-load ponts
dan korelasi jenis material misal dalam contoh itu:
Flow = 10
Total Load= 1.2
FS= 0.08
MS=0.07
CS=0.06
VFG=0.03
End of Message Body

Modul Sediment Transport Analysis menghitung perubahan dasar sungai sebagai fungsi transpor sedimen. Pertanyaan pembaca yang saya quote di atas berkaitan dengan penetapan syarat batas di hulu (upstream boundary condition). Pada contoh Euclid yang ada dalam HEC-RAS, syarat batas di hulu adalah inflow sedimen (sediment load) yang merupakan fungsi debit aliran masuk (inflow). Jadi, jumlah sedimen yang masuk bergantung pada debit inflow. Ini dikenal pula sebagai sediment rating curve. Jika diklik Rating Curve pada layar editor Sediment Data, maka akan muncul tabel yang menunjukkan 5 pasang angka (Flow, Total Load): (1,0.05) (10,1.2), (30,3.6), (100,20), (300,500). Artinya, debit 1 cfs membawa sedimen 0.05 ton/hari, debit 10 cfs membawa sedimen 1.2 ton/hari, dst. Klik tombol Plot… yang ada di kiri bawah untuk memunculkan sediment rating curve.

Mengapa 5 titik? Ya karena data pengukuran yang ada adalah 5 titik itu. Kalau di kita (Indonesia), malah susah sekali mendapatkan data seperti itu.

Bagaimana jika debit yang masuk melebihi 300 cfs? HEC-RAS tidak melakukan extrapolasi, namun memakai data terbesar. Jadi jika debit > 300 cfs, jumlah sedimen yang masuk adalah 500 ton/hari. Tetapi apabila debit lebih kecil daripada debit terkecil yang ada di data, HEC-RAS melakukan interpolasi antara titik (1,0.05) dengan titik (0,0).

Angka-angka di bawah setiap kolom data (Flow, Total Load) adalah fraksi butir sedimen. Lihat kolom kedua: FS 0.08, MS 0.07, CS 0.06, VCS 0.03. Arti angka-angka ini adalah perbandingan fraksi butir sedimen Fine Sand:Medium Sand:Coarse Sand:Very Coarse Sand adalah 0.08:0.07:0.06:0.03. Angka-angka ini tentunya berasal dari pengukuran.

Semoga jawaban saya ini bermanfaat.

Posted in HEC-RAS | Tagged | Comments Off on HEC-RAS: Sediment Transport Analysis

Akses Gratis Modul Pelatihan HEC-RAS

Dilandasi keinginan untuk berbagi pengetahuan tentang pemakaian HEC-RAS dengan khalayak, khususnya dengan sesama peminat atau pengguna HEC-RAS, saya membuka akses ke modul dasar pemakaian HEC-RAS yang saya susun. Silakan menggunakannya untuk keperluan non-komersial (tidak dipakai untuk bahan ajar kursus atau pelatihan yang bersifat komersial). Modul dapat diunduh di sini.

Apabila Anda memerlukan modul lanjut (junction and inline structures), silakan menghubungi saya melalui comment di bagian bawah halaman ini atau melalui halaman kontak.

Saya sangat berharap masukan, komentar, saran, atau kritik terhadap modul tersebut agar saya dapat membuat modul tersebut lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pembaca modul.

Posted in Berita-News, HEC-RAS | Tagged | Comments Off on Akses Gratis Modul Pelatihan HEC-RAS